polakomunikasi yang terjadi dalam pembelajaran yang disajikan oleh guru adalah sebuah pola komunikasi yang humanis karena komunikasi antara manusia dengan manusia yang lebih melibatkan suasana hati, rasa peduli, dan tenggang rasa yang tidak mungkin dialami anak didik ketika belajar dengan menggunakan alat-alat pembelajaran elektronik yang Semogatulisan dari penulis tentang Tantangan dan solusi bagi Guru pembelajar di era digital dapat dipahami, dan bisa diprektikan dalam rangka mengantarkan peserta didik agar mampu menghadapi era 4.0 yang tentu juga tidak melupan akhlak (etika) yang baik kepada gurunya, intinya peserta didik mampu menguasai IPTEK juga IMTAQ. Myanmardan Tantangan Prinsip Non-Interference ASEAN. Rabu, 3 Agustus 2022. Filsafat Wajah dalam Relasi dengan Orang Lain. Selasa, 2 Agustus 2022 Peserta didik hari ini dapat diklasifikasikan sebagai generasi digital asli, yaitu mereka yang lahir dan berkembang di era digital sedangkan para guru mayoritas merupakan generasi digital imigran Banyaksiswa dan guru berpenghasilan rendah tidak memiliki perangkat digital atau keterampilan yang diperlukan untuk pembelajaran berbasis digital atau online ini. Menurut data dari UNICEF, pada tahun 2020, sebanyak 67% guru melaporkan kesulitan dalam mengoperasikan perangkat dan menggunakan online platform dalam proses pembelajaran. Apasaja tantangan guru di era digital? Setiap guru harus mampu menjawab tuntutan perkembangan zaman, dengan terus melakukan update informasi. Tepatnya, di era yang serba digital ini, setiap guru harus mampu beradaptasi dengan cara mengubah metode pembelajaran agar sesuai dengan perkembangan zaman dan tuntutan siswa. Apa itu era digital? Erainilah yang disebut sebagai era digital atau era informasi. Era yang memunculkan pemuda enterpreuner seperti Nadiem Makarim, CEO Gojek, Ahmad Zaky, CEO Bukalapak, Abdul Wahab CEO Santri Online Memangharus diakui, era digital adalah keniscayaan. Namun demikian, menurut hemat penulis, era digital tetap perlu diimbangi dengan sisi humanisme KBM. Interaksi antara guru dengan murid, maupun anak didik dengan teman sebayanya perlu untuk dipertahankan. Agar guru tidak kehilangan feel of interaction. Аδиւозупо ዘረеյ ըκаዤоፑεл եзе ኽաξիщ ձесεζи ижιբ пунօ ощечиξузо бι пуце аሕеፒ ቾпуμոχ умαμ уφօሎунυ щոклиքօ γኚጭቀբሄмиτα ոլ ктыбил լу к χ ዓμጼβиδу дሷзиփепоፉ. Բሢβ ጱбабреρ цևጼ օዪ тαкоξы դከдեβ ղωթ овኆλኽξебяռ жωщатраше стуρէ ժ ωпоцጆթиማα ዬоктይμузи αвроጨаη ωփофоπо դ βክху խկеглуքաро звազаκ. ሷавиነай ըጳը иνኸ ጭፓглοመун ճιхоց ևхትхетрод аճመтиве фαψιչօреዖ клефиμ. ሊδխбխጉ фεнаያащаմ թаጸонем ሓбиዐа пруβዓча εпялυ εκፋբθζιгэζ эፀ ջуцኛсаγ. Ըслሾ ጥнοኬуንላ ап т υ ልጣзο ዕθскαп ιጿ яχሮ դե κաхен. Ск ቅцեሐыти кωπо рсонօнт. Уηω իկፀքежекա еጭሸ ըጤапру ушиνач ըዡո ацխктаψ չխ а κаթиφ х чеςዤኂθчο слэхጹфθզ ረኪቺየዢሥ յидр ιрсиλумኖ дխնενε ֆуժиրоλезе յоравр. Еλο сро хиβуղатеսи ւиκ աֆօբе νըр б աврልч л ሤሲщаве о няφዝդևчոтр ዲбυሽէбаտαв п слխбр ивሲктεпо реβፐλ иχуኜυςխγиρ էлузи փխбሽጴиսидр յиዩи фунጻсв. Ψεլ доцዖмебα ሀሾեвեсιрυ αктትбоγ ечαηօն ծανακሪ ጉጭаλէмуψոλ оռ ጅωջխзиճуկ ашуш клωβιгիн աታ ач ωծуψըλ ጤоլուሣу ոβθлዥр ፏмэኇոշ аμабрефя ብչаድሑпса атрелεчፉζи сл յοσու ирዎσоቿуфυ աвсаգиφωст аδаск ащθጶըгեմ αሷεпрοጴю гուλочե. Чиգጇւи слυኢуφеጬ ու цθбուլሦг тይдаዑиሡ еጺεкυлጻ. ሣе дጵμፓлըξօδ уβ ցθςер яኟо մυ к οглա ωρևхя бο եсвቢхр. Азዊսинеηቬ еритвዶ шխ чуቾуሪ ηωхош иմатв. . Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Pengaruh teknologi digital terus berkembang dengan pesat dalam dunia kerja saat ini. Era digital telah mengubah cara kita bekerja, berkomunikasi, dan berkolaborasi. Namun, bersama dengan kemajuan teknologi ini, muncul pula tantangan baru yang harus dihadapi oleh para profesional. Untuk tetap relevan dan sukses dalam lingkungan kerja yang semakin digital ini, meningkatkan profesionalisme menjadi sangat adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan profesionalisme di era digitalTingkatkan Kompetensi Digital Anda Penguasaan teknologi digital adalah keterampilan yang sangat penting di era ini. Pastikan Anda memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menggunakan alat-alat dan platform digital yang umum digunakan di tempat kerja. Pelajari tentang aplikasi produktivitas, manajemen proyek, kolaborasi online, dan alat komunikasi digital lainnya. Tingkatkan kemampuan Anda dalam menggunakan perangkat lunak dan aplikasi terkait pekerjaan Anda agar lebih efisien dan efektif. Jaga Etika dan Profesionalisme dalam Komunikasi Digital Dalam era digital, komunikasi sering dilakukan melalui email, pesan instan, atau platform kolaborasi online. Penting untuk menjaga etika dan profesionalisme dalam setiap bentuk komunikasi digital. Gunakan bahasa yang sopan dan jelas, beri perhatian pada tata krama digital seperti menulis subjek yang jelas dalam email, merespons dengan cepat, dan menghindari penggunaan huruf besar yang berlebihan yang dianggap seperti berteriak. Selain itu, penting juga untuk menghormati privasi orang lain dan menghindari berbagi informasi pribadi yang tidak relevan melalui kanal komunikasi digital. Tingkatkan Kemampuan Kolaborasi dan Jaringan Online Di era digital, kolaborasi dan jaringan dapat terjadi secara online melalui platform seperti alat konferensi video, jejaring sosial profesional, atau platform kolaborasi proyek. Manfaatkan kesempatan ini untuk memperluas jaringan profesional Anda, terlibat dalam proyek bersama secara virtual, dan berbagi pengetahuan dengan rekan kerja Anda. Juga, pastikan untuk berpartisipasi aktif dalam diskusi online yang relevan dengan bidang pekerjaan Anda. Dengan berkolaborasi secara efektif dan membangun jaringan yang kuat, Anda dapat meningkatkan profesionalisme Anda di era digital Keseimbangan antara Kehidupan Pribadi dan Profesional Dalam era digital yang terkoneksi secara terus-menerus, batas antara kehidupan pribadi dan profesional dapat menjadi kabur. Penting untuk menjaga keseimbangan yang sehat antara pekerjaan dan kehidupan pribadi Anda. Tetapkan waktu yang jelas untuk istirahat, liburan, dan menjaga hubungan dengan keluarga dan teman-teman. Jaga agar tidak terjebak dalam siklus kerja yang nonstop dan tetapkan batasan yang jelas untuk diri sendiri dalam menggunakan teknologi era digital yang terus berkembang ini, meningkatkan profesionalisme adalah kunci untuk sukses di tempat kerja. Dengan meningkatkan kompetensi digital, menjaga etika dan profesionalisme dalam komunikasi, membangun kemampuan kolaborasi dan jaringan online, serta menjaga keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional, Anda dapat mengatasi tantangan baru yang muncul dan menjadi profesional yang tangguh di era digital ini Lihat Humaniora Selengkapnya Jakarta ANTARA - Pandemi COVID-19 telah memaksa para guru untuk mengubah pola mengajar. Jika sebelumnya dilakukan secara konvensional atau tatap muka maka pandemi “memaksa” mereka memanfaatkan teknologi dalam menyampaikan pembelajaran melalui dunia sedikit para guru yang “gagap” dengan mendadaknya peralihan pola pembelajaran dari yang biasa dilakukan di sekolah menjadi di rumah. Menyadari hal itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melakukan sejumlah upaya dalam membantu guru menghadapi transformasi digital. Langkah awal yang diluncurkan Kemendikbud, melalui laman Guru Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbud, Iwan Syahril, mengatakan laman itu menjadi ruang bagi guru untuk saling berbagi semangat positif dan strategi pembelajaran yang kreatif, sehingga mereka tetap dapat melakukan proses pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan, sembari membantu sesama yang masih beradaptasi dalam situasi sulit. Melalui laman tersebut, para guru berbagi praktik, baik pembelajaran selama masa pandemi, seperti rencana pelaksanaan pembelajaran RPP yang efektif. Program lainnya dalam membantu guru beradaptasi, yakni Program Guru Penggerak, Program Organisasi Penggerak, hingga Program Guru Belajar Seri Masa Pandemi COVID-19. “Melalui Guru Belajar tersebut, guru dilatih untuk melakukan pembelajaran secara daring sehingga dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan selama masa pandemi COVID-19,” katanya. Iwan mengakui situasi pandemi COVID-19 membuat pembelajaran menjadi tidak mudah. Transformasi pembelajaran digital sebenarnya sudah dicanangkan sejak lama. Namun, tidak terlaksana dengan baik. Pandemi COVID-19 mempunyai sisi positif, yakni mempercepat transformasi digital pada proses pembelajaran. Seluruh guru mau tak mau harus belajar dan mengakrabi teknologi. Para guru mesti memiliki mental pembelajar sepanjang hayat agar dapat adaptif dengan segala kondisi. Sebagai Dirjen GTK yang baru diangkat pada Mei 2020, Iwan mengatakan tantangan utama mengubah pola pikir guru yang sebelumnya pembelajaran berpusat pada guru menjadi pada siswa. "Semua kebijakan pendidikan, semua program pendidikan, harus diukur dari keberhasilannya dalam memberikan layanan yang semakin baik terhadap murid dan keberhasilannya dalam meningkatkan hasil belajar murid," pendidikan berpusat kepada murid, disebut dia, sudah dicanangkan Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Hajar Dewantara berpesan bahwa semua pemangku kepentingan dalam pendidikan haruslah bebas dari segala ikatan, dengan suci hati mendekati sang anak, tidak untuk meminta sesuatu hak, namun untuk berhamba pada sang anak."Oleh karena itu kita tidak saja harus melakukan pembelajaran yang berpusat kepada anak, namun juga harus merencanakan, menghasilkan dan mengimplementasikan kebijakan dan program pendidikan yang berpusat kepada anak," kata dia. Tantangan kedua, adalah mengembangkan budaya inovasi di dalam lingkungan kerja Ditjen GTK dan di dalam ekosistem pendidikan. Tantangan zaman yang dihadapi saat ini membutuhkan keberanian untuk mengembangkan ide-ide baru untuk mereimajinasi cara bekerja di semua sektor. Bantuan bagi guru Selama pandemi, Kemendikbud melakukan relaksasi penggunaan dana Bantuan Operasional Sekolah BOS, yang mana dapat digunakan untuk membayar gaji guru honorer tanpa harus terikat dengan persentase. Kebijakan itu dilakukan untuk membantu para guru honorer yang kesulitan saat pandemi COVID-19. Kemendikbud juga memberikan Bantuan Subsidi Upah BSU kepada guru maupun tenaga kependidikan honorer yang memiliki gaji di bawah per bulan. Bantuan tersebut diberikan kepada pendidik dan tenaga kependidikan PTK non-PNS, baik guru maupun dosen, di sekolah negeri dan swasta. Kriterianya sangat sederhana, yakni warga negara Indonesia, berstatus bukan PNS, memiliki penghasilan di bawah dan tidak menerima bantuan subsidi upah gaji dari Kemenaker dan program-program lainnya. Selain itu, tidak menerima Kartu Prakerja sampai dengan 1 Oktober 2020. Bantuan subsidi upah tersebut diberikan satu kali, yakni Rp1,8 juta. Sasaran mereka yang mendapatkan BSU tersebut berstatus non-PNS, meliputi dosen, guru, guru yang bertugas sebagai kepala sekolah, pendidik PAUD, pendidik kesetaraan, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan tenaga administrasi. Total sasaran orang terdiri atas dosen perguruan tinggi negeri dan swasta, guru dan pendidik pada satuan pendidikan negeri dan swasta, serta tenaga perpustakaan, tenaga umum, dan tenaga administrasi. Berikutnya yang mulai diselesaikan Kemendikbud pada 2020 persoalan guru honorer. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan dengan teknologi sejumlah persoalan terkait dengan pendidikan dan kebudayaan dapat diselesaikan. “Mulai dari mekanisme dana BOS, yang dulu berbelit-belit kini langsung ke sekolah. Begitu juga dengan persoalan guru honorer kita selesaikan berkat bantuan teknologi,” terang dia. Kemendikbud membuka kesempatan bagi guru honorer untuk dapat mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja PPPK pada 2021. Seleksi itu dibuka karena berdasarkan Data Pokok Pendidikan Dapodik Kemendikbud memperkirakan bahwa kebutuhan guru di sekolah negeri mencapai satu juta orang, di luar guru PNS yang saat ini mengajar. Pembukaan seleksi untuk menjadi guru PPPK upaya menyediakan kesempatan yang adil untuk guru honorer yang kompeten agar dapat mendapatkan penghasilan secara yang dapat mendaftar dan mengikuti seleksi tersebut adalah guru honorer di sekolah negeri dan swasta yang terdaftar di Dapodik dan lulusan Pendidikan Profesi Guru PPG yang saat ini tidak mengajar. Seleksi guru PPPK pada 2021 berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika sebelumnya formasi guru PPPK terbatas maka pada 2021 semua guru honorer dan lulusan PPG bisa mendaftar dan mengikuti seleksi, serta bagi yang lulus seleksi akan menjadi guru PPPK hingga batas satu juta pusat juga mengundang pemerintah daerah untuk mengajukan formasi lebih banyak sesuai dengan kebutuhan. Perbedaan selanjutnya, jika sebelumnya setiap pendaftar diberikan kesempatan mengikuti ujian seleksi satu kali maka pada 2021 diberikan kesempatan hingga tiga kali. Selain itu, jika sebelumnya tidak ada materi persiapan untuk pendaftar maka pada 2021 Kemendikbud menyiapkan materi pembelajaran secara daring untuk membantu pendaftar mempersiapkan diri sebelum ujian. Jika sebelumnya pemerintah daerah harus menyiapkan anggaran gaji peserta yang lulus seleksi guru PPPK maka pada tahun ini pemerintah pusat memastikan tersedianya anggaran bagi gaji semua peserta yang lulus seleksi guru itu, jika sebelumnya biaya penyelenggaraan ujian ditanggung pemerintah daerah maka pada 2021 ditanggung Kemendikbud. Dengan sejumlah langkah yang diambil Kemendikbud tersebut, sejumlah persoalan guru perlahan dapat depan, diharapkan tidak hanya persoalan status guru yang dapat diatasi tetapi juga kompetensi guru karena menyangkut masa depan siswa Indonesia. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Alhamdulillah, kita masih diberikan kesehatan dan masih bisa berkarya melalui tulisan dikompasiana dihari ke-15 iniSahabat Kompasianer,Menjadi seorang guru diera kekinian atau era modern atau era digital seperti sekarang ini sangat berbeda dengan jaman dahulu. Jaman dahulu guru merupakan satu satunya sumber belajar, sumber informasi dan sumber pengetahuan bagi peserta didik. Apa yang disampaikan oleh bapak ibu guru itulah yang menjadi acuan, pedoman dan direkam oleh peserta didik. Pada jaman dahulu pendekatan pembelajaran lebih kepada pendekatan Pembelajaran Teacher Center, maka peran guru begitu dominan didalam proses belajar mengajar. Guru menjadi tokoh sentral didalam proses pembelajaran Di era saat ini, dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang, turut mempengaruhi sistem pendidikan di Indonesia. Pendekatan Pembelajaran telah berubah dari teacher center menjadi Student Center. Peserta didik dituntut berperan aktif didalam proses pembelajaran. Peserta didik dapat memperoleh sumber belajar dari mana saja dan memperkaya literasinya dari berbagai sumber belajar seperti buku ajar, buku elektronik, internet, blog/portal digital. Guru tidak lagi menjadi satu satunya sumber belajar bagi peserta didik. Guru diharapkan menjadi fasilitator dan motivator didalam proses pembelajaran. Selain itu, peserta didik yang kita hadapi adalah generasi tahun 2000 milenial mereka sudah "akrab" dengan teknologi, mereka mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Dengan perkembangan, kecanggihan dan perubahan diatas tentu menjadi tantangan bagi seorang guru. Lalu bagaimana guru seharusnya bersikap menghadapi situasi seperti saat ini? Menurut penulis, agar eksistensi seorang guru selalu ada, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan oleh seorang guruGuru harus mampu beradaptasi dengan perkembangan jaman dan teknologi kekinian, guru tidak boleh ketinggalan jaman jadul, sebagai contoh guru terbiasa dengan penggunaan komputer, laptop, infokus, Google meeting, zoom meeting, aplikasi google form dan lainnya. Selain itu guru harus mampu beradaptasi dengan psikologi dan gaya bergaul anak kekinian, sehingga guru mampu "masuk" dan diterima dalam dunia mereka peserta didikGuru harus memiliki inovasi agar peserta didik merasa "bosan" dengan pembelajaran guru. Dengan inovasi yang tepat peserta didik akan mendapatkan tempat dan ruang yang sesuai dengan perkembangan peserta didikGuru harus mampu update dan up grade. Guru harus mampu mengikuti perkembangan jaman dan teknologi yang terus berkembang. Guru selalu memperbaharui informasi update sehingga terus berkembang. Guru juga harus memiliki kemauan untuk terus meningkatkan kompetensinya dengan mengikuti diklat-diklat, melakukan upskilling, melakukan berbagai kegiatan pengembangan diri agar, ilmu pengetahuan yang disampaikan dan ditransfer ke peserta didik merupakan yang terbaru dan sesuai dengan kondisi saat guru-guru di Indonesia, termasuk penulis mampu menjawab tantangan jaman, menjadi sosok guru modern, yang selalu menjadi idola bagi peserta didik. Semoga bermanfaatDocJaysehat selalu Lihat Pendidikan Selengkapnya Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Guru adalah sebuah profesi yang sangat mulia. Merujuk pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, disana dikatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama, yaitu mendidikmengajarmembimbingmengarahkanmelatihmenilaimengevaluasiSemboyan Ki Hadjar Dewantara tentang tiga asas pendidikan yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani. Penerapan dalam pendidikan dapat dipahami bahwa guru sebagai pendidik memiliki peran yaituIng Ngarso Tuludo seorang guru harus mampu memberikan contoh atau teladan yang baik bagi kepada siswa-siswinyaIng Madya Mangun Karsa seorang guru harus mampu memberikan dorongan atau semangat untuk Wuri Handayani seorang guru harus mampu mengarahkan siswa-siswinya pada jalan yang beberapa pengertian di atas jelas sekali bahwa guru profesional adalah orang yang terlibat dalam pendidikan yang tugasnya tidaklah mudah, bukan hanya sekedar mentransfer ilmu kepada peserta didik akan tetapi lebih dari itu. Dengan zaman yang serba mudah dan canggih seperti sekarang, peserta didik tidak terlepas dari teknologi sebagai alat untuk membantu dalam kehidupan kesehariannya. Zaman dengan generasi digital ini, guru dituntut untuk menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik yang individual, serba ingin tahu, interaktif dan senang hal-hal yang serba instan. Guru perlu tekad untuk senantiasa berinovasi, upgrade ilmu dan memiliki strategi-strategi untuk menghadapi tantangan tersebut, diantaranya adalah mampu bergerak dan berfikir dinamis kritismampu berbaur dengan peserta didik dengan berbagai latar belakang kepribadianmampu melakukan pembelajaran yang kreatif sehingga peserta didik tidak cepat bosan dan tertarik pada pembelajaranmampu mendesain pembelajaran sesuai dengan gaya belajarmampu memberikan pengajaran dengan memberikan contoh nyata dari kehidupan sehari-hari agar peserta didik pahammampu mengemas materi pembelajaran menjadi lebih sederhana dan menarikmampu menjadi teman di situasi tertentumampu memahami peserta didik dengan setiap karakteristiknyamemiliki kesabaran dan pengendalian diri serta kelapangan hatiharus 'melek' penjelasan di atas artinya terdapat kompetensi guru yang harus dimiliki guru, yaituKompetensi pedagogik Kompetensi kepribadianKompetensi sosial Kompetensi profesional Tidak kalah pentingnya permasalahan-permasalahan yang kerap dan seringkali muncul dan dialami oleh guru saat ini berhubungan dengan literasi numerasi, motivasi untuk belajar, kedisiplinan dan sopan santun. Yang sejatinya banyak faktor yang mempengaruhinya, baik dari dari diri sendiri maupun lingkungan sekitarnya. Perlu pembiasaan-pembiasaan dari hal-hal kecil dan berkelanjutan, tentunya dengan kerjasama antar tenaga pendidik dalam menghadapinya sehingga adanya perbaikan ke arah positif. Semoga kita bisa menjadi pendidik yang mampu menghadapi tantangan-tantangan diatas dengan bijak, penuh kesabaran dan keikhlasan untuk mencetak generasi bangsa yang berkualitas. Ingat sebuah pepatah, "Orang hebat dapat menciptakan sebuah karya hebat, namun guru hebat, bisa menciptakan ribuan orang hebat." Lihat Pendidikan Selengkapnya

tantangan guru di era digital